The Lunar Chronicles #2 : Scarlet
Judul :
Scarlet (The Lunar Chronicles #2)
Penulis :
Marissa Meyer
Penerjemah :
Dewi Sunarni
Penerbit :
Penerbit Spring
Tahun terbit
: Cetakan Pertama, Februari 2016
Jumlah
halaman : 444 halaman, 20 cm
Izin terbit
: ISNB 978-602-71505-6-0
Rating : 4/5
bintang
***
BLURB:
Nenek Scarlet Benoit, Michelle Benoit, menghilang tanpa jejak. Bahkan kepolisian berhenti mencarinya dan mengganggap wanita itu melarikan diri atau bunuh diri.
Marah dengan keputusan dari pihak kepolisian, Scarlet membulatkan tekad untuk mencari neneknya bersama seorang pemuda petarung jalanan bernama Wolf, yang kelihatannya menyimpan informasi tentang hilangnya nenek Scarlet.
Apakah benar Wolf bisa dipercaya? Rahasia apa yang disimpan Michelle Benoit sampai harus menghilang?
Di belahan bumi yang lain, status Cinder berubah dari
mekanik ternama menjadi buronan yang paling diinginkan di seluruh penjuru
Persemakmuran Timur. Dapatkah Cinder sekali lagi menyelamatkan Pangeran Kai dan
bumi dari Levana?
***
Scarlet
Benoit adalah cucu perempuan dari Michelle Benoit seorang pemilih pertanian
dari Rieux, Perancis, Federasi Eropa. Suatu hari Michelle tiba-tiba menghilang
dan hanya meninggalkan chip identitasnya yang berlumuran darah di meja dapur
rumahnya. Scarlet yang sangat khawatir akan keadaan neneknya langsung
memberikan laporan kehilangan pada kepolisian setempat. Tapi sudah dua minggu
berlalu, dan pihak kepolisian justru menghentikan pencarian dan beranggapan
bahwa nenek Scarlet melarikan diri atau bahkan bunuh diri.
Scarlet yang
tidak dapat menerima keputusan dari pihak kepolisian memutuskan untuk mencari
sendiri neneknya. Dan, karena suatu keadaan Scarlet memutuskan mencari neneknya
dengan bantuan Wolf-seorang petarung jalanan- yang mengaku mempunyai informasi
tentang neneknya. Dan dari situlah Scarlet dan Wolf memulai perjalanan mereka
menuju kota Paris untuk mencari Michelle Benoit.
Sementara
itu, di Persemakmuran Timur, kerajaan sedang dihebohkan akan kaburnya dua orang
tahanan. Cinder berhasil kabur dari tahanan dibantu oleh Carswell Thorne, mantan
Kadet Angkatan Udara dari Republik Amerika yang ditahan karena kasus
pemberontakan dan pencurian peasawat. Cinder kembali menjadi buronan. Kali ini
Kai sendiri yang memerintahkan pasukannya untuk segera menemukan Cinder.
Ratu Levana
yang mengetahui kalau tahanan bulannya berhasil kabur menjadi murka. Dia
mengancam akan mulai melakukan serangan pada bumi, jika Kai tidak berhasil
menemukan dan menangkap Cinder sesuai batas waktu yang Levana berikan. Dan hal
tersebut benar-benar bukan gertakan semata, karena kekacauan dan teror mulai
Levana sebarkan di seluruh kota besar di Bumi. Kai kembali dihadapkan pada
pilihan sulit. Di sisi lain, Cinder dan Thorne berhasil kabur menggunakan
pesawat curian Thorne dulu. Mereka memutuskan pergi ke Perancis, sebelum menuju
ke Afrika menemui Dokter Erland. Cinder ingin bertemu dengan Michelle Benoit
yang menurut Dokter Erland mempunyai kaitan dengan masa lalu Cinder.
Apakah
Scarlet berhasil menemukan neneknya? Siapa sebenarnya Michelle Benoit itu? Apa
hubungan nenek Scarlet dengan masa lalu Cinder? Bagaimana langkah kaisar muda
Kai selanjutnya dalam mengatasi gejolak kemarahan Ratu Levana yang kehilangan
tahanan Bulannya?
***
Buku kedua
seri The Lunar Chronicles ini masih merupakan retelling dongeng populer. Kalau
sebelumnya Cinder adalah retelling Cinderella, Scarlet adalah retelling cerita
Little Red Riding Hood. Sama seperti Cinder, buku kedua ini ceritanya sangat
menarik. Lebih menarik dari buku pertama malah. Kok bisa? Mari kita bahas
perlahan.
Scarlet mempunyai dua bagian cerita. Satu tentang Scarlet yang berusaha mencari neneknya bersama Wolf. Yang kedua, tentang pelarian Cinder dan Thorne yang secara resmi menjadi buronan paling dicari di seluruh Bumi dan Bulan. Di buku ini cerita lebih seru karena konflik mulai bermunculan satu persatu. Banyak adegan perang dan pertarungan yang terjadi, baik dari sisi Scarlet maupun sisi Cinder. Jadi selama membaca, ada banyak ketegangan yang bisa dirasakan.
Alur cerita dengan pergantian sudut pandang ketiga karakter utama pun semakin membuat cerita ini menarik. Iya, walaupun dibagi menjadi dua bagian cerita, ada tiga sudut pandang karakter yang digunakan di sini. Dari sisi Scarlet, Cinder dan Kai. Berbagai perasaan akan kita rasakan melalui mereka bertiga. Seperti bagaimana seorang Scarlet yang masih muda harus merasakan kebimbangan terbesar dalam hidupnya, bagaimana Cinder yang akhirnya mengetahui masa lalunya itu harus memilih jalan mana yang ingin dia ambil, dan bagaimana kegalauan kaisar muda kita, Kai, yang jujur bikin gemes karena terasa sangat lemah jika dibandingkan dua gadis lainnya. Oke, sebenarnya mengingat posisi dan status Kai, dia memang memerlukan banyak pertimbangan dalam melakukan sesuatu, terlebih tiap tindakannya menyangkut hajat hidup orang banyak. Tapi tetap saja jadi ingin teriak, "Kai, kamu itu cowok, ayo dong bertindak!". Tapi, semua itu bisa sedikit dilupakan saat bagian Thorne muncul, dia benar-benar kocak dan memberi sedikit keceriaan di tengah semua ketegangan yang terjadi.
Ada satu
karakter baru yang benar-benar menarik perhatian saya di sini. Dia adalah Wolf,
petarung jalanan yang ditemui oleh Scarlet. Karakter Wolf di sini itu sangatlah
misterius. Banyak spekulasi yang muncul tentang identitasnya di sepanjang
cerita. Dan yang paling saya suka adalah bagian saat dia berinteraksi dengan
Scarlet. Kemistri keduanya benar-benar bagus. Ada satu adegan mereka berdua yang awalnya dipenuhi ketegangan tapi di
saat berikutnya, membuatku ingin berteriak kyaaaa... saking senangnya. Mungkin
sulit dibayangkan, tapi saya yakin jika kalian membaca bagian itu, akan
melakukan hal yang sama juga, hehe...
Oh iya, ada
yang berbeda dengan setting tempat buku kedua ini. Jika di buku pertamanya
cerita mengambil setting tempat di kota New Beijing, salah satu kota di
Persemakmuran Timur (ini macam China gitu kalau masa sekarang), di buku keduanya
ini kita akan di ajak untuk berkeliling kota Paris. Jangan berharap sesuatu
yang manis di kota romantis ini, karena justru sebaliknya akan banyak adegan
berdarah dan menegangkan di sini. Tapi, justru di situlah keseruan buku ini.
Banyak
peningkatan yang terjadi di buku Scarlet. Entah itu dari perkembangan alur
ceritanya, perkembangan karakternya, khususnya Cinder yang semakin kuat dan dari segi
konfliknya yang semakin menarik. Marissa Meyer sebagai penulis, cukup sukses
menceritakan kembali dongeng klasik Gadis Berkerudung Merah ini menjadi cerita
yang lebih menarik. Di mana lagi kita bisa menemukan Cinderella bertemu dengan
Gadis Bekerudung Merah selain di sini? Benar-benar menarik. Tanpa sadar saya
sudah menyelesaikannya dengan cepat dan menjadi penasaran pada kelanjutannya,
Cress.
4,5/ bintang
untuk Scarlet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar