BOOK REVIEW : PERSONA BY FAKHRISINA AMALIA
Judul : Persona
Penulis : Fakhrisina Amalia
Penerbit Gramedia
Cetakan Pertama : Tahun 2016
Tebal : 248 halaman
ISBN : 978-602-03-2629-0
***
BLURB :
Namanya Altair, seperti salah satu bintang terang di rasi Aquila yang membentuk segitiga musim panas. Azura mengelnya di sekolah sebagai murid baru blasteran Jepang yang kesulitan menyebut hutuf L pada namnya sendiri.
Aura merasa hidupnya yang berantakan perlahan membaik dengan kehadiran Altair. Kebradaan Altair lamban laut membuat perasaan Azura terhadap Kak Nara yang sudah lama dipendam pun luntur.
Namun, saat dia mulai jatuh cinta pada Altair, cowok itu justru menghilang tanpa kabar. Bukan hanya kehilangan Altair, Azura juga harus menghadapi kenyataan bahwa orangtuanya memiliki rahasia, yang mulai terungkap satu demi satu. Dan pada saat itu, Kak Nara-lah tempat Azura berlindung.
Ketika Azura merasa kehidupannya mulai berjalan normal, Altair kembali lagi. Dan kali ini Azura dihadapkan pada kenyattan untuk memilih antara Altair atau Kak Nara.
***
Assalamualaikum, minna-san~
Aku kembali lagi dengan review baru. Kali ini ada novel Persona karya Fakrisina Amalia. Jujur aku udah lama banget pengen baca novel ini. Banyak yang bilang ceritanya bagus pakai banget. Tapi yang bikin atu tertarik dari awal bukanlah itu sih. Aku lebih tertarik karena nama karakternya yang ada bau-bau astronomi sama jejepangan, haha..
And then, pas liburan tahun baru kemarin akhirnya aku bisa punya kesempatan baca novel ini. Thanks buat Intan, sepupu aku yang mau aku recokin buat nyariin bacaan yang beda dan nggak bikin bosen. Waktu itu aku lagi super jenuh, super capek karena selain bantuin mama jagain nenek yang sakit, juga lagi banyak terjadi hal-hal yang bikin down. Dan buku ini menyelamatkanku, menyelamatkan moodku, menyelamatkan liburan tahun baruku. Aku nyesel kenapa nggak beli buku ini dari dulu dan malah pinjem dari Intan. Arrrghhh, pokoknya ini bakal jadi buku yang harus aku beli dan aku jadikan koleksi karena ceritanya yang bagus banget.
Jadi novel Person ini bercerita tentang Azura, siswi kelas IX SMA yang tidak mempunyai teman, lebih suka menyendiri serta punya kecenderungan menyakiti dirinya sendiri (self harm), ketika dia membutuhkan sebuah ketenangan untuk menghilangkan semua perasaan sesak, sakit dan frustasi yang dia alami karena keretakan keluarganya. Walaupun begitu, Azura tetaplah sama seperti siswi kebanyakan lainnya yang bisa jatuh cinta. Azura meyukai kakak kelasnya, Nata.
“...berteman bukan berteman
jika hanya satu pihak yang menganggap pihak lain sebagai teman.”
- Page 33
Suatu hari, kehidupan Azura mulai berubah sejak kemunculan siswa pindahan baru, Altair Nakayama. Di awal pertemuan Altair dan Azura, pemuda itu langsung menyatakan kalau Azura adalah temannya, teman pertamanya. Hal baru yang membuat Azura merasakan perasaan aneh, asing, bahagia karena baru kali ini ada yang mau mengganggapnya teman.
“Memang luar biasa sekali pengaruh yang bisa ditimbulkan
oleh kehadiran seseorang dalam hidupmu.
Pada suatu waktu kalu akan menjadi dirimu yang kalu kenal,
di waktu lainnya tiba-tiba kau berubah menjadi orang lain.”
- Page 40
Altair yang periang, banyak bicara dan selalu ada serta siap membantu di kala Azura dalam masalah berhasil membuat Azura lebih terlihat hidup. Gadis itu mulai banyak tertawa, mulai bersemangat dan berhenti menyakiti dirinya lagi. Azura mulai bergantung pada Altair dan jatuh cibta padanya.
“Waktu selalu punya cara untuk mengubahmu.”
- Page 54
“Percayalah, berandai-andai tentang sesuatu yang sudah berlalu
dan momennya tidak dapat diulang lagi,
lebih menyedihkan.”
- Page 55
Sayang, saat gadis itu akhirnya berhasil memberanikan diri menyatakan perasaannya, Altair tiba-tiba menghilang. Pemuda itu tak lagi datang ke sekolah. Pemuda itu tak lagi dapat dihubungi. Pemuda itu tak lagi muncul di hadapan Azura. Altair menghilang dari kehidupan Azura.
“Kadang-kadang, kedekatan kita dengan seseorang
justru tampak dari betapa tidak seringnya kita bertemu,
tapi kita selalu punya waktu-waktu menyenangkan
dalam pertemuan yang tidak sering itu.”
- Page 133
“Kau harus hidup untuk dirimu sendiri.”
- Page 188
Menggunakan setting tempat di Palangka Raya, novel ini mempunyai alur cerita maju dan mundur. Awalnya aku agak bingung sih, sampai di bab-bab awal aku bolak-balik dan baca berulang kali untuk lebih paham dan tidak melewatkan sesuatu. Tapi ternyata buat mudahin pembaca, penulis selalu menampilkan tempat dan tanggal di setiap awal babnya, jadi kalau lihat itu harusnya kita sudah tahu, bab yang kita baca masuk masa sekarang atau lagi flash back ke masa lalu.
Lalu, novel Persona ini memakai PoV orang pertama dari sisi Azura. Di sini kita bakal lebih tahu dan memahami sosok Azura. Kenapa dia memilih sendiri, apa yang dirasakannya dan memutuskan melakukan self harm, bagaimana perasaannya pada Nara. Bagaimana dia bisa begitu bergantung pada Altair dan jadi menyukainya. Semua perasaan dan emosi Azura beneran itu beneran bisa kita rasakan di sini.
Terus, pas awal baca sinopsis yang ada dibelakang novel, aku sempat mengira ini bakalan jadi kisah cinta segitiga antara Altair-Azura-Nara. Tapi ternyata gak sesederhana ini. Novel ini itu ceritanya lebih dalam, konfliknya lebih berat dan kompleks. Tiap karakternya pun terasa lebih kuat.
Dari Azura yang sosok tertutup dan suka menyakiti diri sendiri yang kemudian mau berubah menjadi lebih baik dengan keberadaan Atlair. Atau Altair yang benar-benar sosok murah senyum dan periang tapi sangat misterius tapi selalu bisa diandalkan. Atau Nara, sosok hangat yang dari awal selalu punya perhatian khusus pada Azura
“Kita seharunya punya satu atau beberapa hal yang seumur hidup pengen kita lakukan, itu bakal menjaga kita tetap waras.”
- Page 136
Mengangkat tema mental illness, novel ini sukses membuatku berdecak kagum. Aku suka cara penulis yang pandai bermain kata. Ceritanya mengalir, membuatku penasaran dan terus penasaran membaca halaman selanjutnya. Dan itu sukses membuatku selesai membaca novel ini dalam sekali duduk. Dan jangan lupa, kalau kisah Azura dan Altair ini benar-benar membawa banyak pelajaran tentang kehidupan.
Hanya saja sayang, aku benci banget sama endingnya. Oke, endingnya sebenarnya bagus. Twist, cukup pas. Hanya saja kemunculan epilog itu beneran bikin cerita ini masih sangat-sangat mengantung. Huaaaa... Hikoboshi.... Aku beneran butuh lanjutan cerita novel ini. Aku benaran butuh sekuel novel ini. Atau paling tidak extra part gitu, biar nggak penasaran, biar sedikit jelas.
Masih sedikit kecewa. Tapi aku beneran sekomendasikan novel ini untuk kalian pecinta cerita young adult. Asli ini bagus banget, dijamin kalian bakalan suka. Habis baca ini pun aku jadi penasaran sama tulisan-tulisan penulis lainnya. Menurut kabar yang beredar, rata-rata novel yang berhasil diterbitkan oleh penulis ini itu punya cerita yang beda dari novel kebanyakan. Kayak yang aku bilang tadi di awal, cerita yang kita anggap sederhana, di tangan penulis ini bakal jadi cerita yang kompleks dan menarik.
Nah, itu aja. Sampai ketemu di review lainnya. Janmattane..
Rate 4,5/5 bintang
“Passion itu kadang lebih powerfull daripada cinta.
Yah, mungkin berlebihan,
tapi seenggaknya passion nggak bakalan mengkhianati dan meninggalkan kamu.
Passion juga nggak bakal bilang dia sudah nggak jatuh cinta sama kamu lagi.”
- Page 133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar