BOOK REVIEW : THE ELANG By IFFAH ZEHRA
Judul : The Elang
Penulis : Iffah Zehra
Penerbit : One Peach Media
Cetakan Pertama : Januari 2019
Tebal : 126 Halaman
ISBN : 978-682-0767-21-5
***
BLURB :
Anak muda yang inspiratif itu seperti Elang, si raja unggas. Elang senantiasa terbang lebih tinggi dibanding unggas lainnya. Sama seperti anak muda sepertimu yang tak boleh lemah di tengah jalan untuk jadi lebih unggul. Elang itu berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri. Sama seperti anak muda sepertimu yang harus mandiri, menjalani kehidupan dengan kemampuan sendiri supaya tak menyusahkan orang lain.
Masa muda memang masa yang tepat untuk mengawali diri menjadi “Elang” alias pemimpin atas bakat dan potensi. Masa muda tidak akan pernah terulang. Maka, manfaatkanlah masa mudamu dengan bijak, berjuang lebih keras, berpikilah lebih cerdas dan teruslah optimis hadapi rintangan kehidupan demi harapan bangsamu.
Kabar baiknya, “The Elang” kini hadir untukmu, membuka cakrawalamu dan memberimu makna tentang perjalanan tanggung nan ragam rasa. Seperti Elang, si penerbang hebat. Semoga kamu bisa terbang tinggi meraih cita-citamu sehebat langit tak bertiang tapi rendah hati pada bumi.
_So, what are you waiting for? If you really want to achieve it, you can!
***
Assalamualaikum, minna-san~
Maafkan aku yang baru muncul kembali. Padahal baru di postingan terakhir kemarin aku bilang kalau mau berusaha lebih rajin update tulisan baik review buku, cerita atau pun tulisan lainnya. m(_ , _)m
Nggak mau dibilang ngeles, jadi langsung saja ya. Well, jadi dipostingan kali ini aku akan kembali menulis review dari buku yang aku baca. Tapi ini agak berbeda ya. Kalau biasanya aku lebih suka membaca novel, komik dan cerita fiksi lainnya. Kali ini buku yang aku review adalah kumpulan memoar.
Ada yang sudah pernah baca memoar? Menurut beberapa sumber, memoar itu merupakan catatan atau rekaman mengenai pengalaman hidup seseorang. Memoar biasanya hanya bercerita tentang sekelumit atau sebagian dari kiah hidup seseorang. Berbeda denga autobiografi yang isinya bercerita tentang keseluruhan kisah dari seseorang.
Dan untuk kali ini aku mendapat kesempatan untuk membaca kumpulan memoar dari 15 pemuda-pemudi kita yang ditulis oleh kak Iffah Zehra. Penasaran gak sih siapa saja pemuda-pemudi itu siapa saja? Apa yang sudah mereka lalukan? Dan prestasi apa saja yang sudah mereka ukir selama ini untuk bangsa dan negara kita hingga Kak Iffah mau menuliskan kisah perjuangan mereka menjadi kumpulan memoar ini?
“Aksi adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan.”
- Pablo Picasso
Jujur ini pertama kalinya aku membaca memoar. Sempat sanksi akan bisa menyelesaikan buku ini atau tidak. Dan alhamdulillah, ternyata buku ini cukup menarik dan tidak sampai satu jam sudah berhasil aku selesaikan.
Jadi The Elang berisi memoar dari 15 puta-putri bangsa yang dibagi menjadi 5 bagian cerita, yaitu : Teguhkan Niat di Hati, Susun Visi Misi; Aksi, Eksekusi, Sebelum Kisi-kisi; Cari Keberuntungan yang Menguntungkan; Sabar, Tegar & Menggelegar; serta terakhir Di Atas Langit Masih Ada Langit. Aku menemukan banyak kisah menarik di sini. Kisah yang membuat aku berdecak kagum karena bisa ikut merasakan perjuangan mereka semua. Atau ikut merasa sedih saat mereka menemui kegagalan.Sampai ikut bangga kepada mereka yang sudah berhasil meraih mimpi dan berhasil mengukir banyak prestasi serta menjadi kebanggaan bangsa dan negara.
Sebagai contoh, di awal kita kan diajak berkenalan dengan Yudhistira Helviantoro. Dia adalah seorang First Officer Pilotdari salah satu maskapai terbesar dan terkenal di Indonesia. Sejak kecil, Yudhi memang sudah bercita-cita menjadi seorang pilot. Tapi sayangnya keinginannya tersebut tidaklah mendpat dukungan dari kedua orang tuanya.
Tak menyerah, setelah dia menyelesaikan pendidikannya di Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sempat bekerja selama dua setengah tahun sebagai Client Service Product Specialist di sebuah perusahan market research, Yudhi memutuskan mendaftarkan diri di Bali International Flight Academy(BIFA).
Di sini pun ternyata perjalanan tak semudah itu. Pertama kali mendaftar, Yudhi tidak lulus di tes kesehatannya. Tak menyerah tahun berikutnya di kembali mendaftar. Kali itu lolos tes kesehatan tapi terjadi kesalahan diagnosis yang menyebabkan Yudhi kembali gagal. Sampai akhirnya setelah menjalankan pemeriksaan ulang di rumah sakit lain, kesalahan diagnosis itu dibenarkan tapi sayangnya keputusan tes sudah terlanjur dikeluarkan, jadi lagi-lagi Yudhi dinyatakan gagal.
Tapi semua itu tidak membuat Yudhi menyerah. Pihak maskapai akhirnya memberi kesempatan untuknya agar mendaftar ulang kembali di tahun berikutnya karena memang dari keseluruhan tes yang dijalani, hanya kesalahan diagnosis itu yang menjadi masalah. Di sini akhirnya perjuangan Yudhi berbuah hasil setelah penantiannya yang panjang.
Dari kisah Yudhi itu, aku kembali percaya kalau usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Selama kita mau berusaha, tidak putus asa atau pantang menyerah, keberhasilan selalu dapat kita nikmati di akhir.
Selain kisah Yudhi, masih banyak kisah lainnya yang sukses memberikan inspirasi bagiku. Seperti kisah Pamungkas Prawisuda Sumastayang mampu menjuarai dan memenangkan banyak penghargaan dari kompetisi robot baik nasional sampai internasional dan mampu mengarumkan nama Indonesia di luar sana.
“Peluang itu tidak datang sewaktu-waktu, melainkan harus diciptakan sendiri.”
- Pamungkas Prawisuda Sumasta (page 16)
Ada juga Rizka Azriyan, yang memutuskan kuliah di Jerman hanya karena idolanya Pak BJ. Habibie pernah berkuliah di sana. Dan pada akhirnya Rizka justru sekarang dikenal sebagai Presiden dan Pendiri Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) TV dan WandernRuhr ( klub pecinta hiking, senematografi dan fotografi) yang anggotanya sekarang tak hanya di Jerman melainkan juga dari banyak negara di Eropa, Asia, Australia dll.
Atau seperti Saadiah Adzani yang mempunyai ketertarikan di bidang seni tapi gagal diterima di jurusan desain yang dia idam-idamkan. Hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Selama menyelesaikan pendidikannya di bidang Ilmu Politik, Diah rajin membuat desain dan menjahit pakaiannya sendiri. Siapa sangka hal tersebut diminati banyak temannya dan dia berhasil mendapat tawaran untuk menjadi desainer di Happy Go Lucky (HGL), piooneer concept store di Indonesia. Bahkan Diah juga memperoleh kesempatan untuk bertemu orang-orang penting yang berkimbung di dunia fashion, seperti Toby Meadown (Author & Consultant London’s Centre for Fashion Enterprise), Evonne Mackemzie (Director Art of british Courcil), dll
Masih banyak kisah lainnya yang ingin aku bagi sebenarnya. Seperti pelukis perempuan kita, Seruni Bodjawati yang akan membuat kita tercengang dengan penghargaan atas prestasinya yang segunung. Atau Achmad Choirudin yang mampu mendapatkan gelar doktoralnya di usia 25 tahun. Atau Hibar Syahrul Gafuryang walau pun masih duduk di bangku sekolah mampu menjadi pelopor termuda di bidang inovasi dan teknologi lewat penemuan-penemuan dan karyanya, dan masih banyak lagi
“ Jika berprestasi dan berkarya itu kewajiban,
mengapa harus ragu untuk melangkah?
Kita tak pernah tahu seberapa jauh kita melangkah
hingga kita mencobanya bukan?”
- Page 57
Semua kisah mereka itu mengispirasi. Membuat membuat berdecak kagum karena di usia muda mereka sudah mampu mengukir banyak prestasi yang selain membanggakan diri dan orang tua juga membanggakan bangsa dan negara kita, serta memberikan banyak manfaat bagi orang lain.
Hal tersebut membuatku merenung dan berpikir. Di usiaku sekarang apakan aku sudah memberikan konstibusi untuk negeri ini? Terlalu besar? Atau untuk skala kecil, sudahkah aku memberikan manfaat untuk orang lain? Hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab semua itu.
Tapi yakinlah, kalau kita mau berusaha, tak hanya menggapai cita-cita yang kita impikan, memberikan konstibusi atau manfaat untuk orang lain, negeri maupun dunia pun mampu kita lakukan. Yang penting kita mempunyai niat, mau memulai, mau berusaha, tidak pantang menyerah dan tidak takut gagal. Gagal itu kunci kesuksesan. Gagal itu kesuksetan yang tertunda.
Well, aku cukup menyukai buku ini. Hanya saja aku berharap kisah dari mereka mampu ditulis lebih panjang dan detail lagi. Agar kita bisa benar-benar tahu perjuangan mereka secara mendetail dalam meraih semua itu. Sama ada sedikit bagian yang mengganggu sih di sini. Bagian catatan prestasi. Itu sebenarnya bagus Cuma rasanya kalau prestasi sebanyak itu (khususnya Seruni dan Stefano) ditulis secara bullet list kok rasanya bikin bosan ya. Mungkin kalau ditulis dalam beberapa paragraf lebih baik. Saran saja sih, hehe..
Aku rasa buku ini cocok banget dibaca untuk generasi milinial kita saat ini. Bisa menumbuhkan semangat untuk berjuang dan semgat untuk meraih mimpi. Cukup recommended. Aku harap akan banyak muncul buku-buku memoar yang memotivasi seperti ini. Oh ya, karena sebagian besar putra-putri yang diceritakan dalam buku ini melanjutkan pendidikannya di luar negeri, di bagian terakhir buku ini penulis juga mencantumkan beberapa link penyedia beasiswa di luar negeri, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia. Semoga bermanfaat ya.
Terakhir, terima kasih untuk Kak Iffah dan Penerbit One Peach Media yang sudah memberikan kesempatan untuk membaca buku kumpulan memoar ini. Semoga dengan terbitnya buku ini mampu membantu membuka mata putra-putri bangsa ini untuk terus mau belajar, berjuang baik untuk meraih cita-citanya maupun untuk kepentingan bangsa dan negara kita tercinta, Indonesia.
Ah iya, kemarin sempat melakukan Q&A singkat dengan Kak Iffah, penulis kumpulan memoar ini. Nanti akan aku posting juga di blog ini. Sampai ketemu lagi di tulisan lainnya. ^ ^
“Hanya mereka yang berani gagal yang dapat meraih keberhasilan.”
- Robert F, Kennedy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar