Sabtu, 11 Mei 2019

BOOK REVIEW : DAY DREAMS By TIKA MENER



Judul : Day Dream
Penulis : Tika Mener
Penerbit : Mazaya Publishing House
Cetakan 1 : Maret 2019
Tebal : 258 halaman
ISBN : 978-623-7189-00-8

***

BLURB :

Pertemuan pertama mereka memang menyisakan kenangan yang tidak menyenangkan. Namun, mereka terus dipertemukan kembali. Pertengkaran yang terjadi justru membuat mereka semakin dekat.

"Jarak antara cinta dan benci itu ibarat whole blood yang diberi anti coagulant. Hanya dibatasi lapisan tipis gabungan leukosit dan trombosit. Sedikit guncangan akan kembali menyatukan plasma dan eritrosit yang telah disentrifus."

Saat cinta mulai tumbuh, siapkah mereka menerima kenyataan? Karena kerikil tajam yang menghadang tidak sedikit jumlahnya.

Apakah mereka siap menghadapinya? Ataukah memutuskan menyerah dengan keadaan?

Seperti resep dokter, takdir hanya memberikan jalan, sedangkan keputusan selanjutnya diserahkan kembali pada pasangan yang menjalaninya. Hendak bertahan untuk berjuang ataukah disudahi lalu pergi?


***



 


Assalamualaikum, selamat siang. Sudah memasuki hari ketujuh bulan Ramadhan nih. Adakah yang puasanya sudah bolong? ^^ Hari ini aku akan kembali memberikan review buku/novel yang sudah sempat aku baca kemarin. Jadi beberapa waktu lalu aku berkesempatan untuk membaca dan mereview novel pertama dari Kak Tika Mener yang berjudul Day Dream.


Dari awal pemberitahuan novelnya akan terbit sampai waktu vote pemilihan cover, sebenarnya aku sudah sangat tertarik sama novel ini karena mengangkat latar tokohnya yang dari dunia kesehatan. Nah, apa sih maksudnya dan bagaimana cerita dari novel Day Dream ini? Simak yuk reviewnya.


Day Dream ini bercerita tentang kisah Aebi Widyasari atau Ai, seorang pegawai lab medis dan Hideo Zaafarani atau Hide, Dokter Spesialis Patologi Klinik yang juga adalah anak dari pemilik rumah sakit tempat Ai bekerja, Rumah Sakit Aji Said.


Jangan terlalu benci, nanti jadi cinta. 
-page 50

 

Pertemuan pertama kedua orang ini itu jauh dari kata baik. Dan beberapa bulan kemudian mereka kembali dipertemukan untuk kedua kalinya dalam sebuah kesalahpahaman yang cukup memalukan. Gimana tidak, Hide yang malam itu bertugas sebagai dokter jaga di UGD menemukan Ai dalam kondisi sangat kesakitan dan berdarah-darah. Dokter yang masih berusia cukup muda itu pun mengira Ai keguguran dan segera memerintahkan para perawatnya untuk segera melakukan operasi kuret. Padahal pada kenyataannya Ai hanya datang bulan.


Asli bagian ini itu beneran bikin ngakak. Bayangin ekspresi kesakitan Ai yang justru berjuang menjelaskan ke Hide tapi dokter itu dengan keras kepalanya malah tetap menyarankan Ai untuk mengikuti anjuran yang dia berikan. Aku nggak bisa bayangin bagaimana kehebohan yang mereka berdua lakukan saat itu di UGD. Mana adegan adu mulutnya terkesan seperti pasangan yang sedang bertengkar lagi, haha..


Dan kisah Ai dan Hide nggak berhenti di situ aja ya. Keduanya kembali dipertemukan saat pengumuman staf di gedung rumah sakit yang baru keluar. Walau pun Ai senang karena dia berhasil menjadi Kepala Laboratorium Klinisnya, tapi dia justru kecewa saat tahu dokter penanggung jawab laboratoriumnya adalah Hide. Yah, perang keduanya tidaklah terhindarkan. (-__-“)


Mereka sudah seperti musuh bebuyutan, yang saling membenci dan berusaha saling menjatuhkan satu sama lain. Dan trik atau cara-cara mereka saling menjatuhkan ini beneran kekanakan, kocak dan menghibur banget. Tapi saat salah satu dari mereka memutuskan melakukan genjatan senjata, apa lainnya akan menerima? Benarkah jarak benci dan cinta itu setipis lapisan gabungan leukosit dan trombosit?


Status pacar itu nggak ngikat. Haknya nggak setara dengan pasangan yang udah nikah. 
-page 98


Ide cerita yang mengangkat profesi di dunia medis ini benar-benar menarik perhatianku, karena aku pun berkecimbung di dunia yang sama. Biasanya kita hanya akan menemukan tokoh dokter/perawat dalam cerita, tapi di sini kita akan menemukan profesi yang berbeda. Ai adalah seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM). Apa itu ATLM?

Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) itu adalah mereka yang sudah lulus pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau yang lebih kita kenal dengan analis kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (Sumber : Pemenkes No. 42 Tahun 2015)


Mungkin beberapa dari kalian sudah tidak asing sama mereka khususnya buat yang rajin memeriksalkan kesehatan rutin di rumah sakit. Karena saat melakukan tes darah, pasti para ATLM ini lah yang akan bertugas membantu kalian. Nah, ATLM ini walaupun di klinik/rumah sakit personilnya bisa dibilang sangat sedikit jika dibanding jumlah perawat maupun dokternya, tapi mereka punya peran yang sangat penting dalam membantu menemukan informasi kesehatan seseorang. Jadi jangan remehkan mereka ya. Karena peran  penting di dunia kesehatan itu tidak hanya dimiliki sama dokter dan perawat saja.





Balik lagi ke review. Sesuai dengan latarnya yang dari dunia kesehatan, dari awal cerita buku ini kita bakal menemukan banyak sekali istilah medis yang digunakan. Tapi jangan khawatir akan jadi bingung karena penulis melampirkan catatan kaki yang akan membuat kita lebih paham dan mengenali dunia medis yang digeluti para karakter dalam cerita novel ini.


Terus walaupun di awal kental banget akan dunia kesehatan, ceritanya tidak membosankan karena kita justru akan dihibur oleh tingkah konyol para karakter utamanya. Ai dan Hide. Mereka itu kalau lagi dipaduin benar-benar kocak di awal dan bikin baper di belakang. Lho, kok bisa gitu? Mari kenalan sama mereka berdua dulu sebelum lanjut lebih jauh.


Aebi Widyasari atau Ai. Tipe cewek mandiri, pemberani, tapi juga keras kepala. Walaupun terkadang kekanakan, Ai itu termasuk pekerja keras, berdedikasi tinggi kalau soal urusan pekerjaan. Dia juga tipe cewek yang setia banget. Lihat saja hubungannya sama Prasetyo yang berlangsung cukup lama.


Lalu ada Hideo Zaafarani atau lebih kita kenal dengan nama Hide. Dia itu tipe-tipe pria idaman wanita. Ganteng, pinter, dari keluarga cukup ternama, punya pekerjaan mapan. Tapi Tuhan itu maha adil kok, dibalik semua kelebihan yang Hide punya, dia juga diberi kekurangan. Dokter muda ini itu punya kecenderungan cepat panik yang membuatnya jadi temperamen. Dan itu salah satu hal yang paling bikin Ai juga cepat naik darah seperti dia. Tapi saat udah kenal deket, bakalan tahu kalau sebenarnya Hide itu sosok yang lembut, suka bercanda dan sedikit pemalu. Ada beberapa adegan Hide yang bikin aku teriak kawaiii~ gitu dalam hati (^//////^)


Selain mereka berdua masih banyak tokoh lain sih yang menarik di sini. Tapi memang keduanya lah yang paling menonjol dan kemistrinya yang paling mengena. Salah satu adegan favorit aku pas adegan Hide membelai kepala Ai. Itu adegan biasa banget yang sering kita jumpai di luar sana, tapi entah kenapa terasa ngena banget di cerita karena aku bisa ngerasain gimana perasaan Hide saat itu.

Cinta memang manis, begitu mudahnya ia mengontrol pikiran dan perasaan.-page 250


Dan yang paling aku sukai di sini adalah setting tempatnya. Mengambil latar kota Samarinda, selain Rumah Sakit Aji Said, tempat karakter utama bekerja, penulis juga menyelipkan beberapa tempat menarik seperti Wisata Alam Bukit Bengkirai, Kepulauan Balabalagan sampai Wisata Bukit Batu Dinding di Samboja. Deskripsi keindahan tempat-tempat itu bikin aku pengen dateng langsung ke sana. Lewat novel ini penulis berhasil mengenalkan keindahan tanah Kalimantan ke pembaca.


Dari segi cerita, untuk ukuran novel pertama plotnya bisa dibilang cukup rapi dan runtut gitu. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan cukup mengalir. Konfliknya juga tidak cuma sekedar permasalah kisah cinta Ai dan Hide saja, masalah pekerjaan, keluarga juga cukup dibahas di sini. Sayang menjelang akhir aku merasa penyelesaiannya terlalu cepet gitu. Kayak pas lagi konflik memuncak dan semua masalah ditumplek-blek di situ tiba-tiba saja udah masuk ending. Mungkin kalau ditambah 2-3 bab lagi cerita bakalan lebih menarik karena aku cukup suka bagian endingnya.


Dan satu hal lain yang harus paling aku sayangkan itu adalah typo-nya yang lumayan, hehe. Ada juga beberapa kalimat yang tata bahasanya kurang tepat. Semoga dicetakan berikutnya bisa diperbaiki lebih teliti lagi. Buat yang suka novel roman-komedi, bisalah novel ini dimasukin ke daftar bacaan kalian. Karena selain punya cerita ringan kita juga bakal disuguhkan banyak pengetahuan tentang dunia kesehatan dan tentu saja perjalanan gratis menikmati indahnya Kalimantan lewat buku ini.


Terakhir, terima kasih untuk Kak Tika Mener dan Penerbit Mazaya untuk kesempatannya membaca serta mengulas buku ini. Tak sabar menanti karya-karya lain dari Kak Tika.


Rate : 3,5/5 bintang



Kepulauan Balabalagan
Pict by Google



Wisata Alam Batu Dinding Samboja
Pict by Google


Wisata Alam Bukit Bangkirai
Pict by Google


Canopy Bridge di Wisata Alam Bukit Bangkirai
Pict by Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOOK REVIEW : BOKUTACHI NO UNMEI By ORIHARA RAN

BOOK REVIEW : BOKUTACHI NO UNMEI By ORIHARA RAN Judul : Bokutachi no Unmei Penulis : Orihara Ran Penerbit : Penerbit Diva Press Cetakan pert...