Judul: Our Shining Days
Genre : Musical, romance, comedy
Durasi : 103 menit
Sutradara : Wang Ran
Produser : William Kong
Penulis Naskah : Bao Jingjing
Diproduksi oleh : Edko Films, DCB Pictures, Zee Studios
Pemain : Xu Lu, Peng Yuchang, Liu Yongxi, Li Nuo, Lu Zhaohua, Han Zhongyu
Rilis : 20 Juli 2017
***
Kalian suka mendengarkan musik? Musik apa yang suka kalian dengarkan? Musik pop, jazz, metal, tradisional atau malah klasik? Belakangan karena salah satu anime yang saya tonton, saya suka denger musik instrumental dari salah satu alat musik tradisional China, guqin. Ada yang tahu alat musik ini? Alat musik ini masih berkerabat dekat dengan kecapi. Kalau kecapi mempunyai puluhan senar, guqin hanya terdiri dari 7 buah senar. Jadi jangan heran ya kalau dari segi fisik bentuk dan ukuran guqin ini lebih kecil dan ramping dibanding ukuran kecapi pada umumnya.
Terus hubungannya apa sama film yang mau saya bahas kali ini? Jadi, karena suka mendengarkan suara guqin, tanpa sengaja saya menemukan sebuah video yang menampilkan battle music antara musik modern klasik dengan musik tradisional China. Dan setelah ditelusuri, video itu merupakan cuplikan dari sebuah film China yang rilis tahun 2017 lalu. Nah, bisa kalian bayangkan tidak bagaimana keseruan dua genre musik dengan alat musiknya yang berbeda zaman ini berduel?
Our Shining Days bercerita tentang Cheng Jin (diperankan oleh Xu Lu) seorang siswi dari salah satu akademi musik yang mengambil Jurusan Alat Musik Tradisional China dengan spesialisasi yangqin. Yangqin sendiri adalah alat musik tradisional China yang berasal dari Persia. Alat ini mempunyai banyak senar tapi dapat menghasilkan suara seperti piano. Bisa dikatakan yangqin ini nenek moyang piano (?).
Jurusan musik di sekolah Cheng Jin ini dibagi menjadi 2, Departemen Musik Tradisional China dan Departemen Musik Klasik Barat. Keduanya sangat berbeda dan saling bertolak belakang. Departemen Musik Klasik Barat dikenal dengan muridnya yang rata-rata berasal dari keluarga berada dan tak sedikit dari mereka yang mempunyai banyak prestasi di dunia musik, seperti Wang Wen (diperankan oleh Luo Mingjie), siswa yang mengambil spesialisasi alat musik piano. Sedangkan Departemen Musik Tradisional China dianggap sebagai golongan dua, mereka kebanyakan dari kalangan biasa, dicap sebagai generasi pemalas dan tidak berprestasi, tidak memiliki masa depan bahkan pihak sekolah pun sudah angkat tangan dengan departemen itu.
Walaupun kedua departemen itu sangat berbeda, Cheng Jin menyukai Wang Wen. Tapi perasaan Cheng Jin justru diremehkan oleh Wang Wen, terlebih saat tahu kalau Cheng Jin berasal dari Departemen Musik Tradisional China. Wang Wen bahkan merendahkan yangqin, alat musik yang Cheng Qin mainkan. Merasa tak terima karena dia dan departemennya diremehkan, gadis itu bertekad untuk membuktikan bahwa musik tradisional China tidaklah kalah menarik dan indah dibandingkan dengan musik klasik barat.
Dengan bantuan sahabatnya Li You (diperankan oleh Peng Yuchang), Cheng Jin berusaha mengumpulkan teman-teman dari departemennya untuk membentuk sebuah kelompok musik tradisional. Ratusan poster sudah disebarkan, rekruitmen diadakan di seantero Departemen Musik Tradisional China. Tapi sayangnya, tidak ada seorangpun yang tertarik dengan tawaran tersebut.
Akhirnya, pilihan terakhir pun diambil, yaitu dengan mengajak penghuni kamar 502 yang terkenal aneh, anti sosial dan terkenal sebagai ACG (Animation, Comics, and Games) – sejenis otaku. Setelah melakukan banyak penawaran, akhirnya Xiaomai (Liu Yongxi), Beibei (Lu Zhaohua), Tata (Han Chungyu), dan Sakura (Li Nuo) pun setuju untuk bergabung. Tapi ternyata tak semudah itu, keberadaan Departemen Musik Tradisional China yang selama ini tidak pernah dianggap membuat kelompok musik Cheng Jin kesulitan bahkan untuk sekedar mendapatkan tempat latihan. Kira-kira apa yang akan Cheng Jin lakukan bersama kawan-kawan barunya itu? Bisa tidak ya dia membuktikan eksistensi departemennya ke Departemen Musik Klasik Barat, khususnya Wang Wen?
***
Saya sebenernya tidak menyangka film ini bakalan seru banget buat di tonton. Ceritanya sebenarnya sederhana, sekumpulan remaja yang sedang mencari jati diri dan membutuhkan pengakuan dari orang-orang sekitarnya. Selain itu dengan bumbu masalah persahabatan, keluarga, dan tentu saja cinta membuat cerita ini semakin menarik jadinya.
Karena mengambil setting sekolah musik, jadi tentu saja film ini bakal dipenuhi banyak musik. Tapi tidak usah khawatir, musik yang dimainkan di dalam film ini beneran keren kok. Bukan musik klasik yang terkadang bisa bikin mengantuk, bukan pula jenis musik tradisional yang sangat ketinggalan zaman. Di sini kita justru akan disuguhi pertunjukan musik sekelas orkestra tingkat dunia yang membuat kita tanpa sadar ikut menggerakkan anggota tubuh saat mendengarkan permainannya. Dan siapa yang menyangka juga, musik tradisional yang dimainkan di sini bisa cocok dimainkan dengan perpaduan teknologi modern sekelas konser Vocaloid. Ah, itu beneran menakjubkan.
Selain mempunyai cerita yang menarik dan menghibur, serta sinematografi yang bagus. Film ini mengandung banyak pesan moral, khususnya untuk para remaja yang sedang mencari jati diri. Siapa sih yang suka dibanding-bandingkan? Bahkan untuk orang dewasa yang sudah mampu dan mempunyai pikiran matang, dibandingkan itu benar-benar bukan hal yang menyenangkan. Begitu juga bagi para murid dari Departemen Musik Tradisional Cina ini. Untuk membuktikan keberadaannya dan mendapatkan pengakuan, mereka akhirnya berani unjuk gigi. Selain itu, pengenalan alat musik tradisional kepada masyarakat khususnya generasi muda itu ternyata sangat penting. Lewat film ini secara tidak langsung saya belajar mengenal alat musik tradisional China yang ternyata sangat beragam dan sangat menakjubkan.
Tapi ada beberapa hal yang saya sayangkan dari film ini. Saya merasa durasinya sangat pendek. Rasanya masih ada beberapa hal yang bisa dieksplor lebih lanjut lagi. Seperti latar belakang pertemanan Cheng Jin dan Li You, atau juga latar belakang empat sekawan ACG itu. Jujur anggota ACG ini benar-benar menarik. Saya penasaran sama latar belakang dari setiap anggotanya, bagaimana mereka menjadi otaku, bagaimana mereka memilih alat musik mereka dan bagaimana latar belakang keluarganya. Terus ada hal-hal yang saya ingin lihat lebih lagi, seperti kelanjutan nasib para murid Departemen Musik Tradisional Cina, dll
Melihat film ini itu jadi berpikir, bagaimana dengan perkembangan musik tradisional di Indonesia. Rasanya bagus juga kalau ada lomba-lomba musik tradisional gitu. Atau memang ada tapi saya yang tidak tahu? Hehe.. Hal itu rasanya perlu sekali karena selain bisa mengenalkan tradisi pada generasi muda juga dapat mengenalkan musik tradisional kepada masyarakat yang lebih luas, sehingga tradisi dan kebudayaan kita nggak punah dan bisa diteruskan ke generasi masa mendatang.
Saya berharap bisa menemukan film atau buku yang bercerita lebih dalam tentang perkembangan musik di Indonesia.
Rate : 4/5 bintang
****
Note :
Beberapa alat musik tradisional China yang dipakai dalam film ini:
Yangqin (pict by google)
4. Pipa, dimainkan oleh Tata. Awalnya pipa memiliki bentuk yang lurus vertikal pada bagian atas dan dilapisi oleh kulit pada bagian permukaan, terdiri dari 4 senar dan dimainkan dalam 12 nada standar. Pada masa Dinasti Tang (618-907), pipa dimainkan secara horizontal dengan empat sampai dengan lima senar sutra dan lima sampai 6 fret. Pipa mengalami perubahan dalam bentuknya, jumlah fret, begitu juga cara memainkan yang awalnya secara horizontal menjadi vertikal. Permainan pipa secara horizontal masih dipertahankan dalam musik nanguan yang populer di Quanzhou. Pipa horizontal ini disebut juga nanguan pipa.
-----
Ruan (pict by google)
5. Ruan,dimainkan oleh Beibei. Ruan merupakan alat musik petik yang mirip dengan pipa, berbentuk bulat dengan 4 senar yang berasal dari Tiongkok. Senar Ruan terbuat dari sutra, tetapi untuk Ruan modern senarnya terbuat dari baja. Sedangkan badan Ruan dahulu terbuat dari gading, tetapi sekarang terbuat dari kayu yang terpasang pada logam. Ruan modern mempunyai 5 jenis yang dibedakan berdasarkan jenis suara yang dia hasilkan saat dimainkan. Gaoyinruan (sopran), Xiaoruab (alto), Zhongruan (tenor), Daruan (bass) dan Diyinruan (contabass).
Sumber: Wikipedia
***
Official Trailer :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar