Rabu, 08 Maret 2023

BOOK REVIEW - EVERGREEN BY PRISCA PRIMASARI

 


 

Judul : Evergreen

Penulis : Prisca Primasari

Editor : Anin Patrajuangga

Penata isi : Lisa Fajar Riana

Desain Cover & Ilustrasi : Lisa Fajar Riana

Penerbit : Grasindo

Cetakan kedua : Oktober 2013

Tebal : 204 halaman

ISBN :978-602-251-940-9

 

***

 

BLURB :


Konichiwa! Selamat datang di EVERGREEN, kafe es krim penuh pelayan baik hati, lagu The Beatles akan melengkapi hari-harimu…


Tempat yang menghangatkan, nahkan bagi seorang gadis pengeluh dan egois sepertimu, Rachel!


Di kafe itu, kau akan menemukan sebuah dunia baru, juga pelarian setelah dipecat dari pekerjaanmu. Menurutku, itu bagus! Apa enaknya sih kerja jadi editor?

 

Namun, sebenarnya butuh berapa banyak kenangan dan sorbet stroberi untuk mengubah sifat egoism? Atau yang kau butuhkan sebenarnya hanya kasih saying? Mungkin dariku, si pemilik kafe? Hmmm?

 

***

 

Assalamualaikum, selamat siang. Hari ini masih dengan novel karya Kak Prisca, yaitu Evergreen. Seperti novel French Pink kemarin novel ini masih mengambil setting tempat di negara Jepang. Tapi ceritanya kali ini berbeda. Apa bedanya? Mari kita mulai kulik satu per satu.

 

Novel Evergreen ini bercerita tentang Rachel, wanita keturunan Jepang-Kanada yang baru saja dipecat dari sebuah perusahaan penerbit ternama tempat dia bekerja sebagai editor selama kurun waktu empat tahun. Merasa sangat sedih, dia mencoba mencari kenyamanan dari para sahabatnya yang justru berujung dengan pemutusan hubungan. Merasa tidak ada lagi yang peduli dengannya, Rachel mulai mempunyai kecenderungan untuk jisatsu (bunuh diri).

 

Beruntung dia menemukan Evergreen, sebuah kedai es krim yang memiliki pengawai dan pemilik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Di sanalah akhirnya Rachel menyadari dan belajar banyak hal dari mereka.

 

***

 

Baca novel Evergreen ini terasa beda jika dibandingkan dengan buku-buku Kak Prisca lainnya. Apa ya? Ehm, buku ini itu rasanya tidak mengandung magic. Tapi perasaan hangat pas baca itu tetap bisa didapat, khususnya saat menyangkut orang-orang Evergreen. Jadi buka berarti buku ini tidak bagus ya. Justru setelah baca ada perasaan healing gitu.

 

Bagaimana caranya tersenyum seperti itu…? – Rachel (hal 44)

 

Di awal cerita, aku dibuat sebel bahkan muak sama main character kita, Rachel. Mungkin nggak cuma aku yang merasakannya. Dia itu beneran sosok wanita yang egois, suka mengeluh, yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Bagi wanita cantik ini, dunia harus berputar di sekitarnya, semua orang harus memedulikannya. Bikin kesal banget kan ya? Untung saja, dengan seirng berjalannya cerita, karakter mantan editor ini mulai berubah menjadi lebih baik.

 

Orang-orang di kedai ini memiliki kesulitan yang mungkin tidak dialami orang lain. Tapi kami selalu berusaha tersenyum. Demi orang yang kami cintai. – Yuya (hal 132)

 

Selain Rachel, ada banyak karakter di sini. Sebut saja Yuya, pemilik Evergreen. Pria yang suka berdandan ala gothic dan menghabiskan waktunya dengan membaca komik ini sekilas terlihat serampangan. Tapi aku merasa dia itu sosok paling bijak. Dia selalu menjadi orang yang paling memahami di kedai, juga orang yang paling dihormati. Sayangnya, buatku sosok Yuya ini masih terkesan misterius. Latar belakangnya di sini masih kurang diceritakan.

 

Aku tersenyum karena tidak ingin menangis. – Fumio (hal 105)

 

Lalu ada Fumio Kitahara dan adiknya Toshi. Fumio adalah karakter favoritku di sini. Pria yang selalu memberikan senyuman terbaiknya ini ternyata memiliki kisah hidup yang sangat memilukan. Aku nggak bakal menyebutkan kisah hidupnya seperti apa, yang jelas Fumio merupakan sosok kakak yang akan diidamkan oleh banyak orang. Sosoknya yang kuat dan mandiri itu benar-benar sangat membekas untukku. Adiknya Toshipun begitu. Rasanya pengen memberikan pelukan buat dua bersaudara ini, huhuhu…

 

Seringkali kau tidak menyadari betapa kau sangat membutuhkan sahabatmu. – Akari (hal 83)

 

Kemudian ada Akari Nakashima atau Kari. Gadis tomboy dan keras kepala. Awal bertemu Rachel, dia selalu menunjukkan ketidaksukaannya secara terbuka. Awalnya aneh, tapi semakin kebelakang, saat tahu kisah hidupnya, akupun mulai paham. Dia bisa dibilang gadis yang malang juga. Aku suka sama sikap setianya itu.

 

Ada juga Gamma Putra, blasteran Jepang-Indonesia yang pandai banget bikin es krim dan dessert. Sama seperti pegawai lain, dia juga memiliki kisahnya sendiri. Namun, karena semuanya sudah lama berlalu dia sudah bisa menerimanya dan merupakan sosok yang terlihat paling tenang.

 

Menurutku kenangan tidak perlu dibagi. Kalau dibagi, tidak akan terasa istimewa lagi. – Toichiro (hal 41)

 

Dan yang terakhir ada Akira Toichiro. Dia adalah pelanggan tetap Evergreen. Pria yang suka membaca kumpulan cerita Akutawa Ryunosuke itu sosok yang pendiam. Dia sangat betah duduk berlama-lama di kedai saat sedang tidak sedang bekerja. Dia memiliki keterikatan dengan Rachel.

 

Cukup membuat penasaran bukan para karakter mereka ini? Walaupun kisah awal dibuka dengan cerita Rachel, buku ini nyatanya berisi kisah mereka semua. Jadi bisa dibilang, Evergreen ini merupakan penghubung semua karakter yang ada, seperti rumah yang siap menjadi tempat pulang dan menampung mereka semua.

 

Oke, menurutku novel ini itu bukan masuk genre roman tapi lebih ke Healing Fiction. Walaupun kesannya beda dengan buku-buku penulis yang biasanya bertebaran sihirnya, aku lumayan suka sama buku ini. Meski konfliknya tidak berat, tapi setiap kisah itu memiliki pembelajarannya tersendiri. Terus hal yang paling aku suka di sini adalah interaksi antar karakternya. Mereka semua sebenarnya orang asing, tapi kehangatan dalam setiap interaksinya tidak kalah dengan keluarga sendiri.

 

Lalu hal lain yang menurutku sangat menarik adalah acara gathering Evergreen. Kegiatan ini diadakan setiap bulan dan diikuti oleh semua pegawai Evergreen. Tapi terkadang Toichiro pun ikut di dalamnya karena dia merupakan pelanggan lama kedai itu. Di setiap gathering, salah satu orang akan menceritakan kenangan mereka. Yah, kenangan apapun. Bisa sedih, senang, lucu dan lainnya. Ini menurutku sangat unik. Selain bisa berbagi kisah dengan orang lain, acara semacam ini menurutku cukup membuat setiap orang lebih saling mengenal dan menjadi lebih dekat.

 

Aku hanya percaya bahwa apa pun bisa terjadi, jika keinginan kita terlampau kuat. Terutama stelah kita menerima perlakuan tidak adil. – Toichiro (hal 159)


Banyak pelajaran yang bisa didapat lewat novel Evergreen ini. Cinta, persahabatan, keluarga, bagaimana kita lebih bersyukur serta menghargai hidup, dll.


...saat kau memikirkan kebahagiaan orang lain, kau juga berbuat baik untuk dirimu sendiri.” – Rachel (hal 195)


Cuma ada beberapa hal yang rasanya kurang buatku. Tadi sempat aku sebutin di atas, bagian Yuya rasanya kurang buatku. Dia sosok yang cukup penting di hati semua orang, jadi aku berharap dia memiliki cerita lebih banyak lagi, khususnya tentang masa lalunya. Sama sebenarnya tentang font cerita yang berbeda dari novel kebanyakan ini agak sedikit menganggu, karena membuat tulisan terkesan lebih kecil.

 

Selebihnya aku suka. Buat yang suka cerita menghangatkan hati dengan bumbu bawang dan penuh nilai kehidupan, novel ini bisa dipilih. Sampai jumpa di review lainnya.


Rate : 4,5/5 bintang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOOK REVIEW : BOKUTACHI NO UNMEI By ORIHARA RAN

BOOK REVIEW : BOKUTACHI NO UNMEI By ORIHARA RAN Judul : Bokutachi no Unmei Penulis : Orihara Ran Penerbit : Penerbit Diva Press Cetakan pert...