Kamis, 28 Februari 2019

BOOK REVIEW : JINGGA DALAM ELEGI By ESTI KINASIH



BOOK REVIEW : JINGGA DALAM ELEGI By ESTI KINASIH

Judul : Jingga dalam Elegi
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : Gramedia
Cetakan kesebelas : Desember 2016
Tebal : 392 halaman
ISBN : 978-602-03-3161-5

***

BLURB :

Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaram. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus no HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari.

Setelah menemukan a shoulder to cry on pengganti Angga dalam di Ata, perlahan-lahan Tari mulai melupakan Angga.
 Sikap Ata membuat Tari nyaman bersama Ata. Ia pun curhat habis-habisan kepada Ata yang lembut, penuh perhatian, baik hati dan yang baru belakangan Tari sadari berhasil membuat jantungnya berdebar tak keruan. Gangguan dan intimidasi Ari sampai tidak diacuhkannya. Inilah yang membuat Ari makin salah tingkah – kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya sendiri.

Namun, saat Tari merasa telah menemukan pelabuhan harinya, satu rahasia besar perlahan-lahan terkuak.


Tari merasa... lambat-laun Ata semakin mirip Ari....


***






Assalamualaikum, selamat malam..
    Melanjutkan review dari Jingga dan Matahari kemarin ya. Kali ini aku bakalan mereview buku keduanya, Jingga dalam Elegi. Buat yang masih bingung bisa baca review buku pertamanya dulu Jingga dan Senja.


Lo sadar nggak? Meskipun teriak-teriak lo benci dia,
sebenarnya lo tuh justru ngerti banget gimana dia...
 
- Page 55


Di saat Ari semakin hari semakin genjar mengejarnya, dan Angga memilih mundur, Ata justru datang sebagai penolongnya. Kemunculan Ata dalam hidup Tari benar-benar seperti hembusan angin segar. Ata memang tidak mampu melindungi Tari secara langsung. Tapi, keberadaan Ata mampu membuat Tari merasa ada orang yang mengerti dia, ada orang yang mau dijadikan tempat meluapkan segala kesal, amarah dan kesedihannya karena tingkah Ari yang semakin menjadi-jadi. Dan ada orang yang bersedia menjadi a shoulder to cry on-nya.

    Kedekatan Tari dan Ata sedikit banyak membuat Tari mengetahui masa lalu Ari. Gadis itu mulai memahami, kenapa kakak kelasnya itu bisa bersikap sedemikian liar selama ini. Tapi, saat Tari semakin mengantungkan dirinya pada Ata, satu-persatu rahasia si kembar mulai terungkap. Sampai puncaknya rahasia besar membuat Tari benar-benar jatuh. Dua matahari tidak lagi bersinar, keduanya perlahan-lahan tenggelam. Tenggelam dalam luka yang mendalam.


Nggak ada kembar yang benar-benar beda.
Harusnya lo sadar itu dari awal.
-  Page 150


Buku kedua seri Jingga ini rasanya lebih emosional dibandingkan novel pertamanya. Mungkin karena konfliknya satu-persatu mulai kelihatan di sini. Selain itu melihat dari judulnya pun sudah bisa menebak, cerita kali ini bakalan cukup membuat pembaca merasakan elegi yang ada.

Elegi/ele.gi/élégi
(n) syair atau nyanyian yang mengandung ratapan
dan ungkapan dukacita
(khususnya pada peristiwa kematian).


    Seperti judulnya yang memakai kata elegi, cerita para matahari ini pun penuh dengan elegi. Ratapan para matahari, duka para matahari, yang tanpa sadar membuat mereka hanya saling melukai. Menyebabkan sinarnya semakin redup dan kemudian tenggelam bersama duka. Ini beneran sedih deh pas baca, aku beneran nangis, hiks..

    Sama seperti buku pertamanya, buku kedua seri jingga ini masih menggunaka PoV orang ketiga serba tahu. Adegan nggak hanya terfokus pada Ari-Tari-Ata saja, tapi juga dari beberapa tokoh pendukung lainnya. Porsi kemunculan Ata pun rasanya lebih banyak dibanding di buku sebelumnya.


Ari adalah hati yang penuh dengan retakan.
Dia adalah senyum yang di baliknya tangis
telah menunggu begitu lama untuk bisa keluar.
Dia adalah punggung tegak yang bisa runtuh
dengan hanya satu sentuhan pelan.
Dan dia adalah pemain drama hebat,
karena hidup telah membentuknya dengan bertubi-tubi tekanan.
-  Page 225


    Ah iya, Ari dan Ata walaupun mereka kembar, keduanya adalah sosok yang berbeda  180˚, alias beda jauh. Dari segi fisik keduanya amat sangat mirip, bahkan sulit dibedakan. Tapi menurut Tari, aura keduanya berbeda. Aura Ari lebih mencekam, sesuai sikapnya yang temperamen dan suka membuat onar. Sedangkan aura Ata lebih menenangkan. Ata sosok yang lembut, hangat, mudah tersenyum. Di samping Ari, Tari selalu diliputi perasaan was-was, takut, benci. Sedangkan di samping Ata, Tari merasa aman, merasa terlindungi dan tenang.

Walaupun sedikit demi sedikit rahasia Ari mulai terungkap. Tapi, rasanya aku belum bisa menebak, konfliknya ini itu mau dibawa kemana. Alurnya yang juga sangat lambat hampir membuat aku bosan di awal. Untung saja semakin ke belakang cerita semakin menarik. Tapi, masih banyak yang abu-abu. Seperti sosok orang tua si kembar, hilangnya Angga yang punya dendam pada Ari entah apa, sosok Vero dan geng The Scissors-nya, dll.


Pernah nggak lo bahagia?
-  Page 160


Dari banyaknya hal yang terjadi dalam buku ini, ada beberapa hal yang sukses bikin aku terkesan. Seperti persahabatan antara Ari, Ridho dan Oji. Di review sebelumnya aku pernah bilang kan sosok Ridho dan Oji ini beneran sosok sahabat yang ngerti banget sama Ari. Walaupun Ari nggak pernah membagi masalahnya dengan mereka, Ridho dan Oji tetap selalu setia menemani Ari. Persahabatan mereka itu beneran bikin iri.


Namum dalam ketiadaan jarak,
ternyata justru terdapat ketidakterbatasan jarak.
-  Page 260


Terus, ada juga bagian yang bikin gemes, khususnya bagian Tari. Sepanjang cerita kita bakal tahu, Tari itu beneran benci banget sama Ari. Tapi benci dan cinta itu emang bedanya tipis banget, kan ya. Tiap kali Ari nggak muncul di hadapan Tari untuk menganggunya, gadis itu justru khawatir setengah mati. Saat orang-orang meragukan Ari, justru Tari yakin Ari adalah orang yang baik. Ari hanya sedang tersesat saja, lupa jalan pulang. Dia percaya sama Ari. Bingungkan ya sama Tari ini.


Kadang ada hal-hal yang pingin banget kita lupain
tapi nggak bisa, Tar.

- Page 159


Secara keseluruhan aku cukup menyukai buku kedua dari seri jingga ini. Aku beneran nggak sabar sama buku ketiganya, Jingga untuk Matahari. Banyak gosip yang beredar tentang buku itu. Nanti akan kita buktikan apa buku itu seheboh gosipnya atau nggak. Sampai ketemu di review selanjutnya.




Gue akan dengan sangat terpaksa,
bikin lo sering nangis nanti.
-   Page 381

Rate : 4/5 bintang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOOK REVIEW : BOKUTACHI NO UNMEI By ORIHARA RAN

BOOK REVIEW : BOKUTACHI NO UNMEI By ORIHARA RAN Judul : Bokutachi no Unmei Penulis : Orihara Ran Penerbit : Penerbit Diva Press Cetakan pert...