BOOK REVIEW - LOOKING FOR BOOKSTAGRAMMER By MARLINA LIN
Judul : Looking for Bookstagrammer
Penulis : Marlina Lin
Penerbit : Clover (Imprint M&C)
Cetakan 1 : 2019
Tebal : 206 halaman
ISBN : 9-786024-803001
***
BLURB :
Nami dan Bagas. Dua individu yang sangat berbeda, tapi dipersatukan oleh tali cinta.
Namun, karena hasutan dan tekanan dari teman-teman Nami yang anggota geng populer di sekolah, hubungan Nami dan Bagas harus kandas. Nami menyesal setengah mati, karena sosok Bagas masih mengisi hatinya.
Lalu ketika Bagas muncul kembali sebagai penulis terkenal, Nami menemukan cara agar bisa bertukar kontak lagi dengan Bagas.
Nami harus menjadi bookstagrammer! Tapi tentu saja usaha Nami tidak akan berjalan semulus itu.
***
Assalamualaikum, selamat siang..
Hari ini aku membawa review baru. Dan buku kali ini sedikit istimewa karena mengangkat tema yang unik yaitu bookstagram. Kalian tahu apa itu bookstagram? Layaknya pecinta traveling yang punya komunitas travelgram di instagram, pecinta buku pun memilikinya. Jadi bookstagram adalah komunitas pecinta buku yang membagikan kegiatan mereka seputar dunia buku di instagram. Nah, orang-orang tersebut pada akhirnya dikenal dengan sebutan bookstagrammer.
Dan novel terbaru dari Marlina Lin ini mengangkat tema bookstagram yang beberapa tahun terakhir ini cukup booming di Indonesia. Kira-kira novel seperti apa sih Looking for Bookstagrammer ini?
“Di balik novel berlabel bestseller, ada mantan yang menangis di pojokan.”
– page 24
Jadi novel ini bercerita tentang Nami, gadis cantik yang menjadi salah satu anggota geng populer di SMA Cakrawala, Cibubur yang berpacaran dengan Bagas, pemuda biasa teman seangkatannya. Keduanya dekat karena mempunyai hobi yang sama dan pada akhirnya memutuskan untuk berpacaran.
Tapi sayang, hubungan mereka itu membuat Winna, anggota geng populer di SMA Cakrawala mengganggap Bagas tidaklah pantas untuk Nami. Terlebih karena Wina benar-benar tahu latar belakang keluarga Bagas. Awalnya Nami tidak peduli akan hal tersebut. Namum, saat tekanan dan bullying dari teman-teman sekolahnya terus-terusan datang, pada akhirnya gadis itu tidak bisa menahan semua itu. Nami memutuskan hubungannya dengan Bagas.
“Gimana pun diremehin itu nggak bakalan enak, apalagi yang remehin kita justru orang terdekat. ”
– page 74
Bagas tidak menyangka dengan keputusan Nami mengingat mereka baru berpacaran selama satu bulan. Tapi, ketika dia mengetahui alasan pacarnya itu meminta putus, pemuda itu justru marah besar. Dia benar-benar kecewa dengan keputusan dangkal Nami. Bagas berjanji akan membuktikan pada Nami kalau keputusan yang dia ambil salah dan dendamnya itu benar-benar dia buktikan dengan menjadi seorang penulis novel terkenal.
“Setahu gue namanya cinta itu saling support, bukan cuma lihat tampilan dari luarnya aja.”
– page 75
Pasca putus dari Bagas, Nami sangatlah menyesal. Sosok mantan pacarnya yang berevolusi menjadi penulis terkenal itu pun mau tak mau membuatnya bangga. Sampai suatu hari, dia tahu kebenaran tentang Bagas yang membuat gadis itu sangat-sangat menyesal akan keputusannya dulu.
“Nggak ada yang namanya terlambat buat nebus kesalahan, kalau emang lo niat.”
– page 77
Ingin memperbaiki hubungan dengan Bagas, walaupun hanya sekedar menjadi teman biasa membuat Nami memutuskan menjadi seorang bookstgrammer. Dengan bantuan Nunung, satu-satunya orang yang selama ini dekat dengan Nami, gadis itu mencari tahu dan belajar menjadi seorang bookstagrammer agar bisa berkomunikasi lagi dengan Bagas. Nah, kira-kira bagaimana perjalanan Nami menjadi seorang bookstagrammer? Apakah akan berjalan dengan baik dan sanggup memperbaiki hubungannya dengan Bagas?
Baca novel ini itu bawaannya senang banget. Bagaimana tidak? Dunia bookstagram yang beberapa waktu terakhir ini aku geluti ternyata menjadi salah satu tema cerita yang diangkat menjadi sebuah novel oleh salah satu penulis lokal. Aku acungkan dua jempol untuk ide kreatifnya ini. Kak Marlina benar-benar dapat menangkap apa yang lagi happening saat ini. Sebelum lanjut lebih jauh, mari kita kenalan dulu dengan beberapa karakter yang muncul di dalam novel ini.
Yang pertama ada Nami. Dia itu gadis yang sangat baik sebenarnya. Populer juga di sekolah. Sayang karena dia itu masih labil, hubungannya dengan Bagas justru berakhir karena hasutan teman-temannya. Tapi penyesalan yang selalu hadir di pikiran dan hati Nami membuat gadis itu berusaha mengembalikan hubungannya dengan Bagas. Bagian ini aku suka, karena pribadi Nami yang pantang menyerah dan menjadi lebih kuat.
Kedua ada Bagas. Untuk membuktikan pada Nami yang meremehkannya dan keluarganya itu, pemilik nama pena Bagas Udara ini sukses menjadi seorang penulis ternama. Pemuda yang tadinya bukan siapa-siapa itu menjadi orang yang mulai diakui keberadaannya. Kekecewaan yang membuatnya kuat dan terus menjadi lebih baik. Tapi apakah Bagas akan puas saat tujuannya untuk balas dendam ke Nami tercapai?
Winnaini bisa dibilang ketua geng populer di SMA Cakrawala. Dia itu beneran gadis yang nyebelin. Membenci Bagas karena latar belakangnya. Orang yang punya andil besar menghasut Nami supaya putus sama Bagas. Tapi lihat, saat Bagas menjadi orang yang sudah terkenal, dia juga yang sering mendekati Bagas dengan segala kecentilannya. Yah, tipe-tipe penjilat yang pengen banget aku jambak rambutnya.
Nunung,teman sebangku Nami. Berbeda dengan siswi kebanyakan, Nunung itu tipe orang yang tidak terlalu perduli dengan hiruk-pikuk di sekitarnya. Jadi dialah satu-satunya orang yang bertahan dan akhirnya dekat dengan Nami. Gadis itu jugalah yang menyadarkan Nami akan kesalahannya selama ini serta membantunya berusaha berbaikan dengan Bagas dengan belajar menjadi bookstagrammer. Aku suka banget dengan orang seperti Nunung ini.
Well, itu beberapa tokoh yang punya peran kuat dalam novel ini. Masih banyak karakter menarik lainnya. kalian harus baca novel ini sendiri untuk kenal mereka lebih dekat.
“Mencari teman itu susah, Sayang. Lebih sulit dari mencari seribu musuh. – page 138”
Novel ini itu mempunyai gaya penceritaan yang ringan. Mengangkat konflik-konflik yang sering kita temui di keseharian kita khususnya lingkungan pelajar. Tapi nggak Cuma masalah cinta remaja SMA ya, masalah keluarga dan pergaulan/pertemanan cukup menjadi menjadi sorotan dalam novel ini.
Memakai alur maju, cerita Nami dan Bagas ini akan diselingi juga dengan beberapa kilas balik masa lalu keduanya. Dan itu cukup membantu memahami gambaran kondisi kedua sejoli ini saat masih pacaran. Latar belakang keluarga Bagas dan perjuangnnya menajdi seorang novelis pun akan kita ketahui di sini.
Dan hal yang paling menarik dari buku ini adalah perjalanan Nami menjadi seorang bookstagrammer. Dari bagaimana dia belajar membuat foto yang bagus, keseruannya mencari benda yang bisa dijadikan properti foto, kegalauannya karena followers yang sedikit, serta rasa down-nya saat tahu review yang dia tulis justru mendapat mendapat teguran dari bookstagrammer lain karena mengandung spoiler sampai kekecewaan saat gagal menjadi pemenang giveaway. Asli semua yang terjadi sama Nami itu benar-benar pernah aku alami. Ini rasanya bikin bernostalgia gitu. Suka duka menjadi seorang bookstagrammer pokoknya, haha..
Banyak adegan menarik dalam novel ini. Kayak pas Nami salah tarik tangan orang waktu di perpustakaan. Bukannya menarik tangan Nunung, gadis itu justru menarik tangan Pak Rahman, guru Bahasa Indonesianya. Bagian itu bikin aku ketawa ngakak. Nggak kebayang deh gimana malunya Nami saat itu, ahaha.. Lalu banyak juga adegan yang bikin nyesek. Terutama pas bagian Nami dan Bagas. Kedua karakter ini itu benerena bikin gemes.
Suka banget pokoknya sama novel ini itu. Sayangnya ada satu hal yang beneran menggangguku saat membaca novel ini. Aku banyak banget menemukan memenggalan kata yang nggak tepat di sini. Mungkin ini kesalahan pas layout kali ya. kalau cuma 1-2 kali mungkin aku bisa maklum sih, tapi ini lebih dari lima belas kali dan ini menjadi benar-benar mengganggu banget pas baca. Lalu, ada beberapa typo juga. Mungkin untuk cetakan berikutnya lebih diteliti lagi pas layout akhirnya, agak hal kayak gini nggak terjadi lagi.
Buat kalian yang suka baca cerita remaja, dengan tema ringan aku saranin deh buat baca buku ini. Banyak hal yang bisa didapat dari novel ini. Dari apa itu penyesalan, bagaimana itu memaafkan, bagaimana itu menghargai, dan bagaimana kita mencinta serta tidak meremehkan sesuatu. Kalian yang juga pengen belajar dan tahu dunia bookstagram juga bisa kok meengetahui itu lewat novel ini. Siapa tahu kalian juga pengen ikutan terjun jadi seorang bookstgrammer kayak aku dan Nami, hehe..
Terima kasih buat Kak Rizki Mirgawati yang sudah mengenalkan aku sama novel Kak Marlina ini. Aku jadi tambah penasaran sama novel lainnya penulis ini soalnya. Sampai ketemu di review-review lainnya.
Rate : 3,8/5 bintang
“Menurut gue, balas dendam untuk urusan apapun itu kejam.”
– page 165-166
Tidak ada komentar:
Posting Komentar