BOOK REVIEW - PLAY WITH FIRE By PIA DEVINA
Judul : Play with Fire
Penulis : Pia Devina
Penerbit : Laksana, imprint Penerbit Diva Press
Cetakan 1 : 2018
Tebal : 216 halaman
ISBN : 9786024074067
***
BLURB :
Seharusnya Valda senang setelah dianugerahi sebagai employee of the year dan mendapat bonus dari pimpinannya. Tapi di hari itu, Valda malah menemukan seorang pria yang terluka. Valda membawanya ke rumah sakit. Ia berharap kejadian itu tak akan mengusiknya lagi.
Tapi tidak.
Valda dibuat terkejut kala mengetahui si pria terluka adalah bos barunya di Xaviera, toko sepatu tempat Valda bekerja. Bukannya berterima kasih, Sena, si bos baru malah memaksanya untuk menerima uang dan mengancamnya agar tutup mulut atas kejadian itu.
Di tengah ingar-bingar managerial Xaviera, masa lalu Sena, juga kerumitan hubungan Valda dan Sena, sebuah kisah terjalin.
***
Assalamualaikum semua.. Akhirnya bisa kembali menulis review. Belakangan ini aku terjebak di dunia oranye. Malas baca buku, malas nulis review, malas baca buku padahal TBR segunung, dll. Pokoknya pas ada waktu luang dikit langsung tenggelam di dunia oranye, haha...
Nah, mumpung hari ini aku bisa lepas dikit dari dunia itu, aku bakalan mereview novel Play with Fire karya Pia Devina. Novel ini sebenarnya sudah selesai aku baca dari bulan kemarin, tapi seperti kataku tadi, sifat malasku yang suka muncul itu membuatku belum bisa menyempatkan diri untuk menulis review versi blognya. Mari langsung saja yuk.
Play with Fire bercerita tentang kehidupan Valda, seorang karyawan dari toko sepatu kelas atas, Xaviera, yang baru saja mendapatkan penghargaan sebagai employee of the year dari perusahaannya. Tapi, di hari bahagia itu, keberuntungan Valda justru rusak saat diperjalanan pulangnya pada malam hari dia justru menemukan seorang pria bersimbah darah di dekat rumahnya. Valda yang mempunyai phobia pada darah mau tidak mau harus menekan rasa takutnya itu dan membantu pria tadi dengan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Malam itu, Valda bertekad hanya akan menolong dan melupakan semua yang telah terjadi saat itu. Sayangnya, pertolongan Valda pada pria yang pada akhirnya dia ketahui bernama Sena itu justru berujung panjang. Terlebih saat dia tahu kalau ternyata Sena adalah salah satu kadidat selain Bian yang digadang-gadang akan menjadi calon pimpinan baru di Xaviera-Ysolt. Hal tersebut membawa Valda masuk secara paksa ke perseteruan rumit antara Sena dan Bian.
Di awal baca, sempat mengira kalau novel ini akan banyak berisi adegan roman di mana membahas kehidupan cinta antara Valda dan bosnya, Sena. Tapi ternyata, semakin membaca ke belakang, di luar dugaanku ceritanya ternyata berkembang melebar. Banyak konflik yang diangkat dalam novel ini. Jadi, nggak cuma seputar percintaan saja. Baca novel ini sekilas kayak nonton drama Korea, ceritanya penuh intrik. Ada banyak misteri juga dalam cerita novel ini.
Terus, kalau dilihat dari karakter dalam novel ini, tiga karakter paling menonjol tentu saja Valda, Sena dan Bian. Mereka itu karakter yang, ehm, gimana ya jelasinnya. Unik mungkin. Sebut saja Valdania Kinanti atau Valda. Dia itu tipe wanita pekerja keras dan mandiri. Bertahun-tahun menjadi pegawai Xaviera akhirnya berhasil membawanya menjadi karyawan berprestasi. Valda itu cantik, pintar dan tidak suka ikut campur kehidupan orang lain. Sayang, pertemuannya dengan Sena merubah kehidupannya yang selama ini tenang menjadi penuh tekanan.
Lalu Wirasena Jatiadi atau Sena, salah satu kandidat pimpinan baru Xaviera. Orang yang pernah ditolong Valda. Terkenal dengan sikapnya yang dingin membuat pria itu mendapat julukan hot as hell boss dari pegawainya. Walaupun di luar dia terkenal sebagai sosok yang dingin dan tenang, sebenarnya Sena adalah sosok yang punya temperamen buruk. Tipe yang akan melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Dia juga sosok yang misterius.
Biantara Pradhika atau Bian, sepupu sekaligus orang yang paling dibenci oleh Sena - atau lebih tepatnya mereka saling membenci. Sosok Bima itu berbeda 180˚ dibandingkan Sena. Walaupun mereka sama-sama terlihat arogan dan menyeramkan, Bima masih terkesan lebih ramah jika dibanding Sena.
Selain mereka bertiga banyak karakter menarik dari novel ini. Seperti Abby, teman sekantor sekaligus sahabat dekat Valda. Josep, tangan kanan Sena. Inggit, mantan tunangan Bian. Dio, mantan pacar Valda dan Kenny, paman Sena yang sekaligus juga ayah angkat Bian. Kalian harus baca novel ini sendiri biar lebih kenal sama karakter-karakter lainnya.
Dari segi bahasa aku cukup suka gaya bercerita kak Pia. Ini novel ketiga karya kak Pia yang aku baca. Dan ketiganya beda genre. Aku salut banget sama penulis satu ini yang ternyata berani dan nggak cuma main aman saja di satu genre cerita.
.
Sejauh membaca, alur cerita dalam novel ini bisa dibilang maju, dengan beberapa kali kilasan flashback. Di awal cerita alurnya lambat banget. Baru saat memasuki ke 2/3 cerita alur berubah cepat dan tahu-tahu sudah klimaks dan ending. Ini rasanya agak terkesan terburu-buru dan bikin aku kurang puas.
Terus, dari segi setting cerita, novel ini bersetting tempat di Jakarta. Untuk tempat-tempat yang sering muncul di sini itu tentu saja Xaviera-Ysolt karena itu perusahaan sekaligus tempat kerja tiga karakter utama kita. Awalnya karena mengambil ide dari perusahaan sepatu kelas atas, aku pikir huruk-pikuk dunia persepatuan bakal lebih dieksplor dalam cerita. Tapi sayangnya nggak. Padahal aku sempat penasaran dan merasa bakalan lebih seru kalau hal-hal tersebut bisa dimasukkan dalam cerita. Mengingat aku sendiri pernah terjun di dunia itu dan ayahku pun selama puluhan tahun masih menekuni bidang persepatuan juga.
Lalu, seperti yang aku bilang sebelumnya, konflik novel ini itu sebenarnya luas. Sayangnya, masih ada beberapa hal yang mengganjal di sini. Seperti di awal cerita disebutkan Valda mempunyai phobia terhadap darah. Tapi sampai di akhir cerita tidak dijelaskan sama sekali apa penyebab wanita itu bisa phobia.
Kemudian sosok Irene, Dio, Kenny dan orangtua kandung Bian. Mereka itu muncul dicerita sekali dua kali tapi tidak ada kelanjutannya lagi sampai akhir. Padahal menurut aku, mereka itu punya peran cukup penting dalam cerita, tapi justru malah terkesan sebagai tokoh pejalan kaki gitu. Tapi apakah ini jadi kayak kode kalau sebenarnya cerita Play with Fire ini belum selesai sampai di sini, alias bakalan ada sekuelnya? Yang jelas aku masih penasaran banget sama cerita ini. Khususnya kelanjutan cerita Josep dan nasib Xaviera juga.
Secara keseluruhan aku cukup suka sama cerita novel ini. Sejauh membaca juga rasanya kau nggak menemukan typo, kesalahan ejaan ataupun tata penulisan di sini. Dan covernya suka banget. Rasanya sesuai saja sama isi ceritanya. Tak sabar membaca karya Kak Pia lainnya.
Rate 3,3/5 bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar